Tomorrow 4th

CreditposterbyLadYOong @PosterChannel
CreditposterbyLadYOong @PosterChannel

Tomorrow 4th.  / /  Author || Alana

Genre ||  Romance /family life

Length ||  Chaptered

Rated. ||  G

Disclaimer. ||  Yongguk punya Alana, Jiyeon punya managementnya ! Peace !



.

.

Jiyeon membukakan pintu untuk Yongguk. Terus terang dia merasa gugub. Wajahnya tegang. Entah kenapa harus begitu, padahal kedatangan Yongguk sama seperti hari.hari biasanya. Laki-laki itu selalu tersenyum dengan tatapan penuh kharisma. 

“Kau sudah makan ?”  tanya Jiyeon canggung. Berdirinya sedikit gemetar. Maklum pertama kalinya dia menerima Yongguk masuk ke dalam rumahnnya di malam hari. Dia merasa mungkin besok hal ini akan menjadi bahan cerita tetangga kanan kirinya.

“Belum. ” Jawab Yongguk. Dia memperhatikan Jiyeon yang terlihat serba salah. 

“Akan kubuatkan sesuatu. ” Ujar Jiyeon. Namun Yongguk menarik tangan Jiyeon dan membawanya dalam pelukannya. Tanpa menunggu lama dia mencium bibir Jiyeon dengan kehangatan yang sempurna. Merangkum dan mengulum bibir itu dengan penuh perasaannya. Jiyeon semula tidak menanggapi karena kegugubannya, namun pada akhirnya dia terlena oleh sentuhan tangan Yongguk di punggungnya. Benar seperti yang Jiyeon bayangkan. Bibir laki-laki ini begitu penuh dengan aroma rokok. Sangat menggetarkan. 

Semakin dalam dia merasakan bibir itu mengulum dan menghisapnya, Jiyeon semakin dilanda perasaan tak menentu. Gairah wanitanya melambung. Sudah lama dia tidak disentuh dengan cara seperti ini. Tangannya yang merangkul leher Yongguk semakin turun. Dia mulai menelusuri bahu dan dada Yongguk dengan sentuhannya. Didengarnya Yongguk mendesah. Dia menyelipkan lidahnya , bermain dengan lebih atractive dengan lidah dalam rongga mulutnya. Suara desahan dan kecipak saliva tidak bisa dihindarkan. 

“Ji….”  Yongguk membelai rambut Jiyeon. 

Mereka bertatapan sebentar dan tersenyum. Yongguk mengusap wajah Jiyeon dengan kasih. Dia sangat memuja Jiyeon di dalam hatinya. Dan Yongguk bersyukur tentang hari di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya dan juga kedua kalinya. 

“Yongguk, aku gugub. Ini pertama kalinya aku dicium seorang laki-laki selain suamiku.”

“Berarti aku beruntung.”  timpal Yongguk sambil memeluk Jiyeon erat.

“Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang kau pikirkan ?” tanya Jiyeon ketika mendengar Yongguk mendesah berat.

“Aku ingin membawa kalian kepada orang tuaku.”  ujar Yongguk

“Secepat ini ?” 

“Agar mereka mengenalmu dan Yonggi. Aku pikir ayahku pasti akan sangat menyukai Yonggi, karena dia sebenarnya menyukai anak kecil.”  ujar Yongguk.

“Benarkah ?”  Jiyeon merasa ragu.

Yongguk mengikuti Jiyeon ke dapur. Dia duduk dan melihat Jiyeon yang mulai sibuk untuk menyiapkan makan untuknya.

“Tapi Yonggi ….”

“Percayalah !”  ujar Yongguk menegaskan.

“Kapan ?” tanya Jiyeon

“Akhir minggu ini.”  Yongguk memperhatikan raut wajah Jiyeon yang masih terlihat ragu. 

“Baiklah. ”  jawab Jiyeon berat. Namun dia memang harus menghadapi ini , cepat atau lambat. Yongguk memang tidak main-main. Dia sangat dewasa dan serius. Mungkin hanya penampilannya saja yang memperlihatkan sosok yang keras, namun sebenarnya dia sungguh hangat dan penuh kasih sayang. 

“Kenapa kau tidak menolakku sewaktu aku ingin ke sini malam ini ?”  tanya Yongguk ketika Jiyeon mulai menyiapkan piring.

“Hmm…?”  wajah Jiyeon merona.

“Apa kau merindukanku ?” 

Jiyeon tidak menjawab, dia hanya tersenyum penuh arti. Dan hal itu semakin membuat Yongguk merasa gemas. Ditariknya tangan Jiyeon dan berakhir dengan duduk di pangkuannya. Yongguk kali sedikit nakal. Dia menelusuri tengkuk Jiyeon dan memberinya ciuman yang membuat Jiyeon merinding.  Bibirnya agresif menyentuhi setiap jengkal leher dan bahu Jiyeon. Lalu mereka bertatapan. Sepertinya Jiyeon mengerti dengan apa diingnkan Yongguk. Diusapnya wajah laki-laki itu. Malam ini mungkin mereka akan tidur bersama. 

.

.

.

.

Pagi harinya, Jiyeon terbagun dengan sebuah sentuhan tangan mungil di tangannya. Dia membuka mata dan melihat Yonggi menepuk-nepuk pipinya dengan sebuah senyum. Jiyeon buru-buru menutup tubuhnya dengan selimut. Dan Yongguk masih tertidur di sisinya dengan pulasnya. Sebagian tubuhnya yang terbuka mendapat perhatian ekstra curiga dari dua bola mata Yonggi yang berkilau ditimpa cahaya matahari dari  lubang ventilasi. 

“Appa ?”  tanya Yonggi. Dan Jiyeon hanya meringis. 

“Ne, Appa masih tidur.” jawab Jiyeon. Namun Yongguk menggeliat, tangannya kembali memeluk tubuh Jiyeon dan menciumi punggung Jiyeon yang terbuka.  Oh My God, Yongguk, kalau saja tidak ada Yonggi, Jiyeon pasti sudah mendesah tak karuan. 

“Yongguk, ada Yonggi….”  ujar Jiyeon dengan suara yang dilagukan.

Yongguk mengangkat wajahnya, dan melihat ke arah Yonggi. Dia tersenyum. Lalu dengan gerakan cepat, ditariknya tubuh bocah itu hingga berada diantara Jiyeon dan dirinya. 

“Aigoo, Yonggi sudah bangun. Anak rajin. Apa Yonggi mau berangkat sekolah ?”  tanya Yongguk sambil menciumi perut Yonggi. Bocah itu tergelak hebat. 

“Appa, geli !” teriaknya dengan suaranya yang ceria diantara keheningan pagi. Jiyeon menatapnya senang. Dia segera bangkit dari pembaringan dan meninggalkan keceriaan mereka berdua. 

“Kau mau ke mana ?” tanya Yongguk 

“Membuat sarapan.”

“Eomma, Yonggi mau Appa antal Yonggi cekolah !”  ujar Yonggi sambil mencubit-cubit pipi Yongguk.  Dan Jiyeon melirik ke arah Yongguk.

“Siaap !” ujarnya lantang. Dan bereslah sudah ! pikir Jiyeon sambil tersenyum lega. Dia melangkah ke dapur dengan hati bernyanyi. Sesekali dia menyentuh lehernya. Bayangannya kembali pada saat-saat semalam ketika Yongguk begitu hangat menyentuhnya, dan memberikannya malam yang luar biasa.  Dia sudah lama tidak merasakan hal itu.  

Lalu terdengar kembali gelak tawa Yonggi dari dalam kamar. Jiyeon membiarkan mereka bercengkrama. 

“Hei, kalian harus mandi !” teriak Jiyeon dari dapur.  

Lalu tidak lama kemudian terdengar langkah lari kaki Yonggi menuju kamar mandi. Dan Yongguk terlihat mengejarnya. Aigoo…betapa ramai sekali rumah ini sekarang.

“Yonggi, awas jatuh !” teriak Jiyeon..

Yongguk berhenti di depan kamar mandi dan melirik Jiyeon. Laki-laki itu melihat dengan tatap mata heran. 

“Apa kau selalu berteriak-teriak seperti itu Eomma ?”  tanya Yongguk. Dan Jiyeon hanya melirik geram.  Yongguk masuk ke dalam kamar mandi menyusul Yonggi.  Lalu terdengar lagi teriakan Yonggi di dalam sana bersama Yongguk. Jiyeon hanya memutar bola matanya gemas.

.

.

.

.

“Eomma, Appa kelen cekali !”  ujar Yonggi ketika melihat Yongguk mengenakan kacamata hitamnya dan menyalakan mesin mobil.

“Yup!”  jawab Jiyeon .

“Eomma juga cantik sekali !” puji Yongguk kemudian. 

Dan Jiyeon hanya menimpalinya dengan senyuman aneh. Yongguk terlihat ceria sekali pagi ini. Seperti mendapatkan energy yang baru, tidak seperti saat semalam ketika dia baru datang. Begitu murung tanpa gairah hidup.

“Apa kegiatanmu hari ini ?” tanya Jiyeon ketika dia membuka ponselnya. Ada beberapa pesan yang masuk, dan dia begitu terkejut karena kepala Sekolah Yoo di rawat di rumah sakit karena sakit. 

“Aigoo, kepala sekolah Yoo sakit.” ujar Jiyeon.

“Di rawat ?”  tanya Yongguk.

“Ya.” 

“Lalu ?”  Yongguk berhenti di lampu merah.

“Nanti sepulang mengajar, aku akan menjenguknya.”

“Di mana ?”

“Di rumah sakit St. Eliana .”

” Aku akan mengantarmu!”  ujar Yongguk

“Aku akan bersama dengan teman-teman guru. Jadi sepertinya tidak usah mengantarku.”  

Yongguk menoleh sebentar. 

“Lalu Yonggi ? Apakah dia ikut ke rumah sakit ?”  

“Aku biasa membawanya kemanapun aku pergi.”  ujar Jiyeon.

“Hhh…itu akan sangat riskan membawanya ke rumah sakit. Kau tahu anak seumuran dia, tidak bagus di bawa menjenguk orang yang sedang sakit. Kondisi bocah seumuran Yonggi rentan terkena penyakit. ”  ujar Yongguk tegas.

Jieyon tertegun sebentar sambil terus memperhatikan raut wajah Yongguk yang mengeras. Laki-laki itu benar-benar memikirkan Yonggi. Jiyeon sungguh terharu.

“Baiklah, aku akan menitipkannya pada tetanggaku nanti.” ujar Jiyeon menurut.

“Aku akan menjemputnya dan mengajaknya ke suatu tempat.” Ujar Yongguk lagi.

“Ke mana ?”  Tanya Jiyeon

“Jalan-jalan.”  jawab Yongguk dengan sebuah senyum. Dia melirik Yonggi yang begitu serius melihat kondisi jalan raya.

“Kira-kira dia akan menanyakan Eommanya atau tidak ?”  Yongguk sedikit khawatir.

“Aku rasa jika kau membuatnya begitu sibuk, dia tidak akan mencariku.” 

“Dia pasti akan sibuk.”  Ujar Yongguk. Di kepalanya dia sudah menyimpan sebuah rencana untuk dirinya dan Yonggi. Pasti akan sangat seru. Namun dia tidak mengatakannya pada Jiyeon, membuat Jiyeon semakin mengerukan dahinya. Dia curiga.

“Kau tidak memberitahuku ?”  Jiyeon mematutkan mulutnya.

“Rahasia !”  ujar Yongguk masih dengan senyumnya. 

“Hhhh…ya sudahlah ! Nanti tolong telepon aku kalau dia mencariku !”

“Yes Mam !” 

.

.

.

////

Yongguk membawa Yonggi ke rumahnya. Dia menggendong bocah itu. Beberapa saat lalu dia sempat mampir ke sebuah minimarket untuk membeli sekatung bauh apel merah. Menurut Yongguk, Yonggi harus menyerahkan buah ini pada Harabeoji. Yongguk tersenyum. Dia ingin melihat reaksi Ayahnya ketika melihat Yonggi.

“Appa, apakah ini lumah Appa ?” tanya Yonggi sambil memeluk leher Yongguk.

“Ya. Ini rumah Appa. Nanti beri salam pada kakek ya !”  ujar Yongguk. 

“Lalu nenek ?”  tanya Yonggi.

“Nenek tidak tinggal di sini.” jawab Yongguk pias. Dia tidak tahu harus menjawab apa. 

“Nenek pindah lumah ?”  tanya Yonggi lagi

“Ya. Nanti kapan-kapan kita ke rumah nenek.” ujar Yongguk.

Dan mereka memasuki ruangan besar yang begitu rapi dan bersih. Maklum tidak ada anak kecil di rumah ini, sehingga semua terlihat aman terkendali.

Yongguk menurunkan Yonggi, dan menggandenga tangan bocah itu . Mata Yongguk begitu jeli melihat ke sana sini. Mencari sosok Ayahnya. Namun Ayahnya sama sekali tidak terlihat. Lalu datanglah seorang wanita setengah baya mendekat.

” Tuan Muda Yongguk, Tuan Bang sedang sakit. Dia berada di kamarnya.” ujar wanita itu.

“Sejak kapan Ajuma ?”  tanya Yongguk.

“Sejak kemarin pagi. Tiba-tiba saja dia jatuh pingsan, dan dokter Jung sudah memeriksanya.”

Yongguk segera menggandeng Yonggi. Dia berjalan dengan begitu gegas menuju lantai dua. 

“Apakah kakek cakit ?”  tanya Yonggi.

“Ya, Yonggi. Kakek sedang sakit. ”  

Yonggi berlari-lari kecil mengikuti langkah kaii Yongguk yang lebar. Kasihan dia. Namun pikiran Yongguk sudah campur aduk. Dia memikirkan keadaan Ayahnya. Dan dia merasa bersalah karena mengabaikan keadaan Ayahnya yang belakangan ini tensinya meningkat akibat dirinya. Yongguk benar.benar merasa berdosa telah egois. 

“Appa !”  Yongguk melihat Ayahnyabterbaring dengan selang infus. Dia sedang tertidur. Seorang oerawat duduk tidak jauh dari tempat tidur ayahnya.

“Maaf, Tuan Bang tidak boleh di ganggu.” Ujar perawat itu.

“Bagaimana keadaannya ?”  tanya Yongguk sambil mengambil catatan medis dari sang perawat.

“200/120,…ini kapan ?” tanya Yongguk. Perawat itu menatap Yongguk takut. Nada bicara Yongguk begitu tegas dan sepertinya menyalahkan si oerawat.  Yomguuj mendengus. Dia berjalan ke arah Ayahnya dan mengambil stetoskopnya. Di memeriksa, kemudian memasang tensi meter di lengan kanan Ayahnya. Sementara Yonggi terduduk di pinggir pembaringan dengan sedih.

Yongguk hanya sebentar meliriknya, karena dia sedang sibuk dengan tensi metwr untuk Ayahnya. Dia menghitung denyut nadi dan tekanan darah. Angka terakhir mwnunjukkan 150/100. Masih tinggi, walau sudah menurun.”  

“Berapa dosis furosemid laxid yang kau berikan ?”  tanya Yongguk.

“Hanya 1-2 X 40-80 mg, dr. Bang. Itupun hanya furosemid 40mg. indikasinya masih tergolong sedang, karena tidak terjadi gangguan arteri, dokter.”  jawab Perawat itu.

“Oke.”  Yongguk mengusap kening Ayahnya. Laki-laki ini telah sendirian membesarkannya. Meski dia begitu keras dan tegas, dan terkadang Yongguk menjadi kesal dan emsoi, tetaplah Ayahnya adalah satu-satunya miliknya. Dia menyanyangi dan membuat Yongguk hingga menjadi berguna seperti ini. 

“Appa..!”  panggil Yonggi. Dan Yongguk tersadar dengan bocah itu. Dia memanggil Yonggi mendekat.

“Kakek sedang sakit. Yonggi mau cium Kakek ?”  tanya Yongguk.

“nde..” jawab Yonggi. Lalu bocah itu mendekat. Dia mencium pipi Ayah Yongguk dengan lembut. ”  

“Kakek, cepat sembuh !”  bisik Yonggi. Dan Yongguk mengusap kepala Yonggi, mengecupnya. Dia terharu.

“Yonggi, ayo kita makan dulu. Kakek biar istirahat , supaya cepat sembuh.”  Ajak Yongguk. Dia berdiri dan meraih tangan Yonggi lagi.  Dan Yonggi menurut. Untuk kali ini Yongguk benar-benar terpukau oleh Yonggi. Dia menjadimbocah yang manis dan penurut, di saat yang tepat. Tidak seperti biasanya selalu berlari ke sana ke sini. 

“Yonggi lapar ?”  tanya Hongguk.

“Ya.”  jawab Yonggi.  

Yongguk melirik ke arah oerawat yang masih memeriksa kondisi selang infus Tn. Bang. Dia mengangguk ke arah Yongguk, seperti mengerti apa yang diisyaratkan Yongguk padanya. 

.

.

.

.

“Hallo, Yongguk !” sapa Jiyeon di ponselnya. Dia barus saja selesai menjenguk kepala sekolah Yoo. Dan saat ini Jiyeon sedang dalam perjalanan ke rumah. 

“Yonggi masih di sini. Apa kau i gin aku mengantarnya pulang ?”  tanya Yongguk.

“Di sini di mana ?”  tanya Jiheon. Karena dia tidak tahu, Yongguk membawa Yonggi ke mana.

“Yonggi berada di rumahku. Ayahku sedang sakit. Hipertensinya kambuh karena aku.” ujar Yongguk sedih. Dan Jiyeon tercekat.

“Yongguk, aku minta maaf. Aku tidak seharusnya merepotkanmu. Baiklah, di mana rumahmu, aku akan datang.”  ujar Jiyeon cemas. Aduh, bagaimana ini?  Yonggi pasti sangat merepotkan Yongguk.  

“Baiklah, aku akan ke sana.”  jawab Jiyeon ketika dia mengetahui alamat Yongguk.

.

.

.

Tidak lama kemudian, Jiyeon sudah tiba di depan pintu pagar rumah besar nan megah itu. Aigoo, ternyata Yongguk orang kaya.

“Jiyeon, ..!”  Yongguk sudah muncul membukakan pintu pagar. 

“Di mana Yonggi ?”  tanya Jiueon langsung.

“Tadi sehabis makan, aku membiarkannya bermain, halaman belakang. Lalu aku ke sini membukakan pintu untukmu.”  Yongguk memeluk Jiyeon dengan hangat. 

“Bagaimana kondisi Ayahmu ?” tanya Jiyi sambil berjalan dalam rengkuhan tangan Yongguk.

“Sudah membaik. Tensinya sudah turun. Tapi aku masih khawatir, tensinya akan naik kembali setelah kepulanganku ini.” 

“Kau pasti anak laki-lakinya yang sangat nakal, sehingga Ayahmu menjadi sakit.”  ujar Jiyeon berkelakar.

“Hh…sangat nakal. ”  jawab Yongguk.  Dan Jiyeon tersenyum. Namun dia menjadi beku ketika melihat raut wajah Yongguk yang dingin.

“Kau kenapa ?”  Jiyeon berubah panik.

“Kau benar. Aku memang nakal, Jiyeon.” 

“Yongguk, aku hanya bercanda.”

“Tidak. Kau benar.” 

“Yongguk. Please !”  Jiyeon masih mengusahakan agar Yongguk tidak putus asa dan merasa bersalah.

“Setiap manusia mempunyai masalah Yongguk. Kau tidak bisa menghakimi dirimu , itu tidak baik. Perasaan bersalah mungkin memang harus terjadi, tapi cukuplah sebagai bentuk cambukan, agar kita bisa berbuat lebih baik ke depan. Apa kau ingin selamanya terpuruk pada rasa bersalah, dan stuck tidak berguna ?” 

Yongguk menoleh sebentar sebelum akhirnya berhenti di dekat tangga. Dia melihat wajah Jiyeon dan tersenyum.

“Jiyeon, aku merasa beruntung mengenalmu, ..”  ujar Yongguk.

Tapi kemudian perawat yang merawat Tn. Bang keluar dari kamar.

“Tuan Muda, Tn. Bang sudah sadar.” ujarnya. 

Dan Yongguk segera berlari menaiki tangga. Sementara Jiyeon, mengikuti di belakang. Tapi dia akhirnya tertegun ketika melihat Yongguk berhenti di depan pintu sambil terpana menatap ke dalam kamar.  Jiyeon begitu oenasaran dengan tingkah Yongguk. Apa yang membuat Yongguk begitu terpukau.

.

.

.

.

.tbc

a/n

yup, sudah lupa juga sama yang ini ?  aku ingetin lagi deh ! sorry, gada NC. haha…

23 thoughts on “Tomorrow 4th”

  1. Lan tak kira ada NC nya loh, taunya di skip ya, wkwkwk, langsung aja mereka mah tanpa bag big bug,
    Kasian juga ya kalo bapaknya sakit, sa ampun, tadi semepet benci sma bapaknya, tapi sekarang kasian juga, lah si yongguk liat apa? Kok kayaknya seru ya, hihihihihi

    Liked by 1 person

  2. tuh kan ketinggalan lagi T.T

    duh makin deket aja yongguk. ini mah bukan digosipin lagi tapi langsung dibikinin tenda nikah. udah berani aja yongguk megang-megang. semoga yonggi ga denger apa-apa/?

    ah god sake lah kenapa ceritanya makin seru.. gimana keadaan bapaknya yongguk? apa dia bakal seneng liat yonggi atau justru malah ga ngebolehin?

    ditunggu lanjutannyaa

    Liked by 1 person

  3. Omo… jngn blng klw young guk trpna krna liat youngie lgy sma ayahx, mdh2hn aj bnr, kykx kbhgyaan bkln dtng ke jiyi dan young guk mdh2hn stlh ayahx young guk lihat youngie sma jiyi, jady ska trus kzh rstwx;) AMIN.. and stlh itw young guk sma jiyeon nikah trus punya anak dc;) mmm… kykx ff nc,, bkln sgra brkhr yc;( tpy ngk ap2;) aslkn endingx brkhr bhgya and next ff x hrus lbh kren lgy dry ff ny, ok;) thor….

    Liked by 1 person

  4. Omo… jngn blng klw young guk trpna krna liat youngie lgy sma ayahx, mdh2hn aj bnr, kykx kbhgyaan bklbn dtng ke jiyi dan young guk mdh2hn stlh ayahx young guk lihat youngie sma jiyi, jady ska trus kzh rstwx;) AMIN.. and stlh itw young guk sma jiyeon nikah trus punya anak dc;) mmm… kykx ff nc,, bkln sgra brkhr yc;( tpy ngk ap2;) aslkn endingx brkhr bhgya and next ff x hrus lbh kren lgy dry ff ny, ok;) thor….

    Liked by 1 person

  5. eihh yongguk n jiyeon ngelakuin itu,, keliatan yonggi jua. untung aja yonggi masih polos hihi
    wahh ngapain diam terpaku disitu..
    yongguk appa pasti udah jatuh cinta ma yonggi tuh hihi
    khan yonggi lucu bingit

    Liked by 1 person

  6. Apa yg diliat yongguk??? Yonggi dgn sang appa ya? Kira2 Tn Bang akan menerima kehadiran jiyeon dan yonggi ga?
    Jinjja TBC nya bole diilangin dulu ga… aku kepooooo

    Liked by 1 person

  7. wahhh penasaran apa yg membuat yongguk terpaba didepan kamar ayahnya? apa disitu ada yonggi yg sedang menghibur/melihat keadaan tuan bang?? aduh ditunggu lanjutannya aja

    Liked by 1 person

    1. Hm, sudah ketebak begitu…haha, iya mereka ga akan menghadapi kasus yg rumit, jdi mudah2 an next udah ending. Happy ending.thank u ya !

      Like

  8. Wah jiyi yongguk udh tdr bareng n kdpt sm yonggi.. omo.. mwoya yongguk.. wkwkkw plak.. hmm.. waeyo saeng? Knp yongguk trpaku di dpn kmr? Ada ap? Apa appax yongguk mkn prh?? Mdh2an jiyi yongguk di restui ne.. next dong saeng..

    Liked by 1 person

    1. Haha..eonie, maaf gada NC nya. Harusnya ada ya…hehe! Ntar di Mr. bang aq bikin NC nya deh! Di sini ga berani eonie ! Btw thank u …

      Like

      1. Kwkwkwk ne saengi.. omo knp km mnt maaf saengi psti eonni udh jd yadong di mt km. .wkwkkwk.. plak.. ia di tunggu y yg mr bangx bakal seru kykx.. aduh ini bkn greget kr2 appa yongguk bkl restuin ga ya.. huff.. ditunggu next nya saengi..

        Liked by 1 person

  9. Mian baru komen di fart ni.aku readers baru..Kereeen ff nya.. Jangan” youngguk kaget lihat younggie bercanda sama appanya…ahh semoga jiyeon di restui..di tunggu klanjutan nya..

    Liked by 1 person

    1. Iya, dia emang terkejut, karena Yonggi, lagi bercanda sama Appanya Yongguk. Aq emang ga bikin cerita ini rumit dan berat, jd next part mereka bahagia. Mudah-mudahan ending. makasih ya sudah mau baca dan komentar. See u soon..

      Like

    1. Mudah2 an ga panjang lagi, and next bisa ending dengan bahagia… Kan! Nanti aq bikin NC nya di Mr. bang, di blog sendiri. Thank u ya !

      Like

Leave your comments, B.A.B.Y ~