Skool Luv Affair : 1004 (Angel) [Chapter 1]

pr-by-rosa-elfin-redo

Title : Skool Luv Affair : 1004 (Angel) || Author : Hanhyera || Genre : Friendship, School Life, Romance, Angst || Main Cast :  Jang Eunmi (OC), Jung Daehyun (B.A.P), J-Hope (BTS), Kim Yunhee (OC), Kim Seokjin (BTS), Bang Yongguk (B.A.P)

Ingetin aja, ff ini pernah di publish di bacafanfic.wordpress.com & namaku dulu itu Rosa Elfin. Okay? Jadi selamat membaca ^^

***

“Cepat! Cepat! Jangan lama-lama jalannya!” Teriakan itu menggema di seluruh halaman sekolah. Hari dimana pertama kali masuk sekolah setelah kenaikan kelas dan libur panjang, dipenuhi dengan teriakan dan ocehan dimana-mana. Tentu kalian sudah tidak asing lagi dengan yang namanya MOS atau dulu lebih dikenal dengan nama OSPEK.

Tak berbeda jauh dengan sekolah lainnya, TS High School juga menerapkan MOS setiap awal tahun ajaran baru dimulai. Langkah kaki siswa-siswi baru dipercepat mendengar perintah kakak-kakak pendamping MOS. Melihat para peserta MOS sudah hampir berkumpul semua di tengah lapangan, seorang laki-laki berbadan tinggi dengan wajahnya yang terlihat galak naik ke atas podium yang telahdisiapkan.

Suara dehamannya terdengar jelas karena mic yang terletak di depan wajahnya. “Selamat datang di TS High School. Selamat juga bagi kalian untuk mengikuti MOS tiga hari ke depannya. Saya selaku ketua panitia MOS tahun ini hanya ingin menyampaikan beberapa hal. Ada dua peraturan yang harus kalian ketahui. Pertama, kakak-kakak pendamping MOS selalu benar. Kedua, jika kita melakukan kesalahan, ingat peraturan pertama.”

Sebagian dari peserta MOS ada yang meringis ketakutan, ada sebagian yang menahan tawa, ada juga yang menyeringai karena menganggap remeh. Mereka tentu belum tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang menyebut-nyebut dirinya sebagai ketua MOS itu.

“Jadi, patuhi setiap kata-kata yang diucapkan oleh kami semua. Kalau tidak, kalian akan merasakan akibatnya. Sekian!” Tepuk tangan yang riuh mendampingi lelaki tersebut menuruni podium. Dengan berakhirnya kata sambutan dari ketua MOS, maka dimulailah MOS hari pertama pada saat itu juga.

***

Terbagi dalam beberapa kelompok, MOS berjalan dengan penuh tantangan. Banyak peserta MOS yang dikerjai oleh pendampingnya. Matahari yang terlalu menyengat pagi itu, membuat beberapa peserta mudah lelah dan tidak kuat untuk mengikuti kegiatannya.
Istirahat tiba. Bagi peserta yang sudah berkenalan dan mempunyai teman, mereka membentuk kelompok sendiri untuk makan bersama. Berbeda dengan lelaki satu ini yang memilih untuk duduk di bawah pohon sendirian, menghindari matahari tentu saja. Roti yang ia bawa, menjadi satu-satunya sumber energi untuknya hingga sore nanti.

“YA, apa sepotong roti cukup untukmu?” Seseorang menyahut dari balik pohon. Suara laki-laki. Ia yang duduk di bawah pohon menoleh ke belakang dan mendapati ada tiga orang yang muncul dari balik pohon. Mereka bertiga berjalan mendekat dan duduk di samping si laki-laki yang makan roti itu.

“Aku membawa sekotak sushi. Kau mau?” ucap salah satu dari mereka bertiga yang matanya paling terlihat sipit. “Ah ya, lebih baik kita berkenalan lebih dulu. Namaku Jimin.” Ia berkata sambil tersenyum.

“Aku Taehyung.” Ia yang berkata saat di balik pohon tadi.

Dan yang terakhir, “Aku Jungkook. Dan kau?”

“Kalian bisa memanggilku J-Hope.” Kemudian, ia menggigit roti tersebut dan mengunyahnya.

“Wah, gila! Aku merasa kegiatan ini sangat tidak berguna. Mereka hanya menguras tenaga untuk hal yang tidak bermanfaat.” ucap Jungkook di sela-sela makannya. Ia membawa bibimbap dengan penuh sayuran dalam kotak bekalnya.

“At least, kita dapat bertemu dengan banyak perempuan cantik. Lebih baik aku berkenalan dengan salah satu di antara mereka.” Taehyung berkata seraya menunjuk kelompok perempuan yang tengah bergosip di ujung lapangan sana.

“YA, kau ini!” Jimin memukul kepala Taehyung dengan kencangnya.

“Mwoya?” Taehyung memelototi Jimin. Niatnya ingin membalas tidak tersampaikan karena Jimin menghindar lebih dulu.

“Apa di otakmu itu hanya ada perempuan, perempuan dan perempuan? Dasar otak mesum!”

Perkataan Jimin sukses membuat Jungkook tertawa terbahak-bahak. Bahkan J-Hope yang baru saja kenal mereka, tertawa pelan karena ulah Jimin dan Taehyung. Lima belas menit sejak perkenalan mereka, keakraban mulai terjalin. Kecocokan satu sama lain dan seringnya mereka bercanda membuat mereka sudah seperti sahabat.

“Kuharap kita bisa satu kelas. Dan kita akan membuat kelas ribut akan ulah kita.” Jimin menggerak-gerakkan alisnya kepada mereka bertiga.

“Ya, dan kita akan menjalani hukuman berempat, tapi itu bukan masalah untuk kita. Benar?” jawab Jungkook. Seperti itulah keseruan empat serangkai yang baru saja bertemu dan menjadi teman pada hari pertama MOS.

***

Hari kedua MOS…

J-Hope’s POV

Mati aku! Aku terlambat bangun. Ditambah lagi, aku ketinggalan bus. Tewaslah sudah riwayatku. Hukuman pasti menantiku di sekolah. Benar saja, gerbang sekolah sudah ditutup. Aku mengatur napasku sebentar sehabis berlari dari halte bus menuju ke sekolah. Aku mengetuk gerbang tersebut dan mencari satpam yang biasanya berjaga di posnya.

“Ahjussi, tolong bukakan gerbangnya!” teriakku. Seorang lelaki paruh baya keluar dari pos satpam dan menatapku.

“Tidak bisa. Kau telat dan kau tahu aturannya, bukan? Tidak ada konsekuensi bagi murid yang terlambat.”

“Tapi, aku harus mengikuti MOS.”

Satpam itu terlihat ingin membantah lagi, namun terhambat karena suara seseorang yang berkata lebih dulu darinya. “Sudah, dibukakan saja. Kami yang akan mengurusnya.” Aku dapat melihat segerombolan laki-laki dari balik gerbang sekolah, tapi aku tidak mengenal siapa mereka. Satpam tersebut terlihat ketakutan dan dengan segera mematuhi perintah laki-laki tersebut. Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam sekolah dan disambut langsung oleh gerombolan laki-laki yang ternyata berjumlah enam orang.

“Well done! Ini baru hari kedua dan kau sudah terlambat?” Aku tak mengenal siapa dirinya. Kucoba untuk melihat name tag yang tersemat di saku kemejanya. Jung Daehyun. Di antara mereka berenam, yang dapat kukenal hanyalah ketua MOS yang berdiri di belakang Jung Daehyun.

“Kau tahu peraturannya, bukan? Tidak boleh ada yang terlambat!” Yang bisa kulakukan hanya menundukkan kepalaku. Daehyun masih terus berdiri di depanku dan menatapku tajam. Naluri lelakiku berkata untuk membalas tatapannya. Hanya saja, aku sedang tidak ingin mencari masalah.

“Coba katakan, apa alasanmu bisa terlambat?”

“Telat bangun.”

“Hey, kalau bicara, ditatap lawan bicaranya. Kau mengerti sopan santun, kan?” Itu bukan suara Daehyun. Kuberanikan diri untuk menatap mereka. Sekarang, di depanku bertambah seorang, namanya Kim Himchan.

“Jadi, kau telat bangun? Apa yang kau lakukan semalam?”

Yah, jawabannya simple saja, karena aku menonton pertandingan bola. Tapi, aku tidak berani mengatakannya, maka dari itu aku diam saja.

“Kau tidak bisa menjawab?” bentak Himchan. Mulutku tetap kukunci rapat.

“Ah, mungkin kemarin malam ia bersenang-senag dengan seorang wanita. Maka dari itu, ia tidak berani menjawabnya.” Kulihat name tag orang yang baru saja bergurau ucapan itu. Yoo Youngjae. Tawa meledak di antara mereka berlima. Yongguk, ketua MOS, hanya diam dan melipat tangannya di depan dada, tidak ingin ikut campur. Tanpa kusadari aku menggeram, tanganku terkepal dengan sangat kuat di samping kiri kananku.

Tawa terhenti seketika melihat geramanku. Daehyun maju selangkah mendekatiku, menatapku dengan lebih tajam. “Kenapa? Kau tidak terima perkataan kami?” Sekarang, aku benar-benar tidak peduli lagi. Naluri lelakiku sudah tidak tertahankan.

“Ne, aku tidak terima.”

Daehyun sedikit kaget mendengar perkataanku. Ia tidak menyangka akan mendapat perlawanan seperti ini. Ia mendengus kesal dan menarik pergelangan tanganku dengan kasarnya. “Ikut kami.”

Lebih tepatnya aku diseret secara paksa. Untuk melawan pun percuma karena tenaganya sangat besar. Aku dibawa ke lapangan tempat kegiatan MOS tengah berlangsung. Melihat Daehyun yang menyeretku seperti anak anjing, semuanya serentak berhenti dari kegiatannya dan menatap kami dengan tatapan bingung. Akhirnya, ia berhenti menyeretku di tengah lapangan, menjadi pusat perhatian semua orang.

“Mohon perhatiannya sebentar!” teriak Daehyun. Kupikir ia setengah gila. Banyak anak mulai merapat dan menonton kami.

“Anak yang berdiri di sampingku ini terlambat datang ke sekolah. Padahal kalian tentu tahu aturannya untuk tidak terlambat datang ke sekolah. Dan kalian tahu apa alasannya? Telat bangun!” Tidak ada yang mersepon satu pun. Diam menyelimuti kerumunan yang tidak jelas ini.

“Aturannya jelas, bila ada yang melanggar aturan, akan dikenakan sanksi. Jadi, kau yang terlambat hari ini, sudah siap menerima akibat dari bangunmu yang telat itu?” tanya Daehyun.

Aku hanya dapat berdiam diri. Terserahlah. Sanksi apapun aku siap terima. Mataku tidak sengaja bertemu dengan mereka bertiga, si tiga serangkai gila, yang juga ikut berkerumun. Mereka tersenyum memberiku semangat. Benar, mereka mengajariku untuk tidak takut akan sebuah hukuman. Kubalas senyuman mereka dengan sebuah seringai.

Youngjae datang dengan sebuah botol di tangannya. Warna cairannya merah. Diikuti dengan Himchan, botol dengan cairan berwarna biru. Dan dua orang lagi, yang baru kuketahui namanya, Jongup dan Junhong, masing-masing botol berwarna kuning dan hijau. Cat kah? Hah, mereka gila!

“Aturan yang dilanggar, harus dibalas dengan hukuman. Maaf ya, kami harus mengotori dirimu dengan berbagai cat ini!” Berani taruhan, pasti Daehyun sedang tersenyum penuh kemenangan.

“Pada hitungan ketiga, guys! Satu, dua, ti….ga.”

BYURR! Guyuran dimulai dari kepalaku, mengotori rambutku, perlahan-lahan turun ke wajahku dan kemejaku. Saat baru setengah botol cairan tersebut terbuang, suara seorang perempuan memenuhi telingaku.

“YA, HENTIKAN!” Sesuai ucapan perempuan itu, keempat lelaki tersebut menghentikan aksinya. Walaupun aku tahu, aku pasti terlihat sangat berantakan, tapi kuberanikan diriku mendongakkan kepalaku dan mencari malaikat yang telah menolongku.

“Apa yang kalian lakukan? Hukuman macam apa ini? Kalian telah melanggar tata tertib yang telah dibuat oleh tim pendamping MOS. Tidak ada hukuman yang bersifat seperti ini.” ucap malaikatku. Di tengah-tengah cairan yang menutupi mataku, aku berani bersumpah bahwa ia terlihat cantik.

“Hah! Memang ada aturan seperti itu? Lagipula, kami hanya mengikuti apa yang sesuai dengan tata tertib yang KAU buat. ‘Jika melanggar aturan, maka hukuman diperbolehkan untuk digunakan.’ Itu ‘kan tata tertib yang kau buat?” jawab Daehyun.

“Benar, tapi…”

“Ah, sudahlah, kau sudah merusak acaraku. Nafsu untuk menghukumnya hilang seketika. Kita pergi saja!”
Ingin rasanya aku menghantam wajahnya dengan tanganku yang sudah terkepal ini. Berani-beraninya ia berkata kasar pada malaikat yang telah menolongku. Dengan kepergian kelima lelaki brengsek itu (tidak tepatnya hanya Daehyun yang brengsek), bubarlah kerumunan, meninggalkan aku seorang.

“Kau tidak apa-apa?” Oh, ternyata aku tidak sendiri. Malaikat penolongku masih di sini.

“Yah, aku baik-baik saja.” Aku memberanikan diri menatap wajahnya. Name tag di saku kemejanya bertuliskan Jang Eunmi. Nama yang lucu.

“Baiklah, kau bisa mengganti pakaianmu dan membersihkan diri di toilet sekolah. Kau bawa baju ganti, ‘kan?”

Aku mengangguk. “Ne, aku bawa.”

Ia tersenyum, senyum yang tidak akan pernah kulupakan. “Bagus. Setelah itu, kau boleh mengikuti kegiatan MOS lagi. Aku tinggal, ne?”

Ia melambaikan tangannya padaku dan aku membalasnya seperti orang bodoh. So, apakah hari ini adalah hari sial atau hari keberuntungan untukku? Well, mungkin dua-duanya.

TO BE CONTINUED

3 thoughts on “Skool Luv Affair : 1004 (Angel) [Chapter 1]”

Leave your comments, B.A.B.Y ~